Pada hari Selasa, 5 November 2024, SMATQ ABI-UMMI mengadakan seminar yang bertajuk Wawasan Kebangsaan dengan narasumber utama, Mbak Triana Rahmawati, M.Si. Mbak Triana, seorang Social Entrepreneur, membawakan materi yang mendalam tentang pentingnya peningkatan semangat belajar siswa sebagai upaya untuk memajukan bangsa. Di era Generasi Z yang penuh tantangan, beliau menekankan bahwa kesehatan mental merupakan fondasi utama yang harus diperkuat untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berdaya saing, tangguh, dan inovatif.
Generasi Z: Tantangan dan Peluang
Generasi Z, atau generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, menghadapi tantangan unik dibandingkan generasi sebelumnya. Terbiasa dengan dunia digital sejak dini, Generasi Z sering kali berada dalam tekanan untuk terus mengimbangi perubahan teknologi, informasi yang deras, serta standar yang semakin tinggi dari lingkungan sosial. “Tantangan ini bisa mengarah pada tekanan mental yang tinggi, yang sering berujung pada kecemasan dan ketakutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” jelas Mbak Triana di awal seminar.
Menurut beliau, kecemasan dan ketakutan adalah respons alami, namun di era digital seperti saat ini, keduanya bisa menjadi masalah serius bila tidak dikelola dengan baik. Generasi Z, yang memiliki akses tanpa batas terhadap media sosial, sering kali menghadapi fenomena comparison culture atau budaya perbandingan yang menyebabkan kecemasan dalam aspek pendidikan, penampilan, dan pencapaian diri.
Pentingnya Penguatan Kesehatan Mental
Mbak Triana menjelaskan bahwa penguatan kesehatan mental merupakan langkah penting dalam menciptakan generasi yang kuat dan produktif. Semangat belajar tidak hanya sebatas pada aktivitas akademis, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk mengelola emosi, mengatasi kecemasan, dan mengembangkan kepercayaan diri. Dengan kesehatan mental yang baik, siswa akan lebih mampu menghadapi tantangan pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Menyikapi Kecemasan dan Ketakutan: Cara Mengelolanya
Dalam sesi tanya jawab, banyak siswa yang mengajukan pertanyaan terkait kecemasan yang mereka rasakan, baik dalam hal akademis maupun dalam kehidupan sosial. Menjawab hal ini, Mbak Triana memaparkan beberapa cara efektif yang bisa diterapkan siswa untuk mengelola kecemasan dan ketakutan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa poin yang beliau sampaikan:
- Mengenali dan Menerima Perasaan
Langkah pertama dalam mengelola kecemasan adalah dengan mengenali dan menerima perasaan tersebut. Sering kali, kecemasan dan ketakutan muncul tanpa kita sadari karena berbagai tuntutan atau harapan yang tidak realistis. Mengenali apa yang sebenarnya kita rasakan adalah langkah awal yang penting. - Membuat Rencana Kecil dan Terukur
Kecemasan biasanya timbul ketika kita merasa kewalahan dengan banyaknya tugas atau tanggung jawab. Oleh karena itu, buatlah rencana kecil yang mudah diukur dan dijalankan. Dengan melakukan langkah-langkah kecil, kita dapat mengurangi perasaan kewalahan dan meningkatkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas. - Mengembangkan Pola Pikir Positif
Pola pikir sangat memengaruhi cara kita menghadapi tekanan. Mengembangkan pola pikir positif akan membantu siswa melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman. Latihan berpikir positif, seperti dengan menulis afirmasi atau fokus pada hal-hal baik yang telah dicapai, bisa sangat membantu. - Melakukan Teknik Relaksasi dan Pernapasan
Teknik relaksasi dan pernapasan, seperti deep breathing atau pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan diri saat kecemasan meningkat. Teknik ini sangat mudah dilakukan dan dapat menjadi cara efektif untuk mengelola perasaan cemas, terutama saat menghadapi ujian atau momen stres lainnya. - Memanfaatkan Dukungan Sosial
Rasa cemas sering kali berkurang saat kita memiliki orang-orang yang bisa diajak bicara atau berbagi cerita. Mbak Triana menekankan pentingnya mencari dukungan dari teman, keluarga, atau guru untuk membicarakan perasaan yang sedang dihadapi. Dukungan sosial adalah salah satu cara terbaik untuk meredakan kecemasan dan mendapatkan perspektif baru. - Membatasi Paparan Terhadap Media Sosial
Media sosial dapat menjadi sumber kecemasan jika tidak digunakan dengan bijak. Banyak siswa merasa tertekan oleh standar yang ditampilkan di media sosial. Oleh karena itu, membatasi waktu penggunaan media sosial dapat membantu mengurangi perasaan cemas dan meningkatkan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat. - Mengambil Waktu untuk Diri Sendiri (Self-Care)
Di tengah kesibukan belajar, sangat penting bagi siswa untuk menyisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai, seperti berolahraga, membaca, atau menulis. Melakukan self-care akan membantu mengembalikan energi positif dan membuat siswa lebih siap menghadapi tantangan.
Membangun Semangat Belajar dengan Memahami Potensi Diri
Dalam paparannya, Mbak Triana juga menekankan bahwa semangat belajar harus dimulai dari pemahaman terhadap potensi diri. Setiap siswa memiliki keunikan dan kekuatan masing-masing, yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi modal besar untuk mencapai kesuksesan. Penting bagi siswa untuk memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
Seminar yang diselenggarakan oleh SMATQ ABI-UMMI bersama Mbak Triana Rahmawati ini memberikan pemahaman yang sangat penting tentang kesehatan mental dan semangat belajar. Dengan kesehatan mental yang terjaga, para siswa akan lebih mampu mengatasi kecemasan dan membangun semangat belajar yang lebih positif. Generasi Z adalah harapan bangsa, dan dengan bekal kesehatan mental yang kuat, mereka diharapkan mampu menjadi penerus yang berprestasi, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.
Mengingat pentingnya kesehatan mental dalam mendukung kesuksesan akademis dan kehidupan secara umum, diharapkan kegiatan seperti ini dapat rutin diadakan untuk menumbuhkan generasi yang sehat secara mental dan tangguh menghadapi perubahan zaman. Semoga siswa SMATQ ABI-UMMI dan seluruh generasi muda Indonesia semakin terinspirasi untuk membangun masa depan yang cerah, dengan semangat belajar yang tinggi dan kesehatan mental yang kuat.